BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Sunday, September 8, 2013

Mentari

Tanganku sibuk menari di atas keyboard pagi itu.
Dengan kacamata berbingkai cokelatku kutatap layar monitor itu.
"Aduh.. Keriting nih otak.." ucapku.
Tak mudah juga ya ternyata menulis itu, menulis juga perlu befikir, apalagi menjelaskan grafik yang ada di depanku dengan singkat, padat, dan jelas mencangkup semuanya.
Berhenti sejenak mengistirahatkan diri, terpajang foto manisnya dengan diriku dalam bingkai di atas meja kayuku.
Aku menatapnya dan tersenyum.

Sesaat aku teringat tentang waktu, ah tak terasa begitu cepat berlalu.
Lihatlah, kau telah menyelesaikan salah satu kewajiban penting sebagai syarat untukmu menyelesaikan akademikmu nanti.
Dua bulan, bukan waktu yang singkat juga bukan waktu yang lama, entahlah terasa begitu membingungkan untukku yang rindu.
"Hemm.." kuhela nafasku, sedikit berat.
Aku teringat, sesaat lagi kau akan menghadapi ujian yang paling akhir.
Kau berkata mungkin Februari kau akan memegang toga itu.

Senang melihat kau bisa mewujudkan harapan dan impianmu.
Aku akan hadir disana, di sisimu.
Namun jika boleh aku berkata, dibalik senyumku aku juga merasa sedikit mendung.
Mungkin aku takut belum siap untuk ditinggal kembali denganmu, terpisah oleh jarak dan waktu.
Ya pasti ku merindu.
Namun harapanku juga satu, ingin melihat orang yang menjadi pendampingku untuk sekarang maupun esok meraih mimpinya dan membanggakan orang-orang yang di mencintainya, Papa, Mami, Kakak, dan Adik ciliknya yang menggemaskan.
Ku tak hanya ingin ia menjadi sebuah mentari untukku namun juga untuk keluarganya, itu yang utama.

Ah, sudahlah pikiranku meracau, bisa-bisa mulai melambung membayangkan yang tidak-tidak nantinya.
Membuatku biru dan menitik hujan.
Tidak sayang, ku takkan menangis, ku kan tersenyum untukmu.
Tenang sayang, ku akan selalu ada di sisimu, menemanimu sampai kapanpun.
Jadilah mentari yang selalu bersinar hangat untuk mereka dan kita.