BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Saturday, July 27, 2013

Times Calling

Under that starry sky I try to close my eyes, I can't.
I don't know why I'm keep smiling and stayin awake to calling the sun.
But suddenly the gloomy comes.
Times to call the sun, I keep calling the sun, but NO!
Already one-half-hour I'm yelling, no answer at all, only the chirp of bird answer it. Damn!
I start to panic and worry, until finally there's the sound that I really want to hear.
But the sun only in silence, shows its sadness to me.
I feel more than that. Guilty, sorry, disappointment, sad, and any kind of that crush into my soul. Especially, I've some surprise that I already prepared, that's why I also still stay awake.
But no smile and magic word from the sun.
I only stare, then sit in the silence, don't say anything.

Today, it's my time to come back again to that place, the place I really hate and scare of.
Is the sun remember it? Is the sun know it?
I've no clue.
Just wish the sun calls me back, smiles like used to, and this time accompany me.
Wish me luck and I love you so.

Friday, July 26, 2013

That

See. See that.
Still think and look to the another one, another side, even you already got the best in your arms and eyes. Why you still look around?

Think. Think of that.
It can't become a reason and there aren't any premises to make that make sense even for logic or feeling. If still stubborn with that, you're nuts and egoist.

Careful. Careful with that.
It can kills you and another, so silently, fastly or slowly. Depend on how you do.

Don't waste your life, precious life to do something useless and stupid for you life and lover, anyone around you.
Don't waste your mouth, sweet mouth to talk about something that you didn't really meant it, you say that words only like throw a garbage to the dustbin.
Only in mouth not in heart.


p.s.
I write this one inspirited from the "A Thousand Words" movie.

Thursday, July 25, 2013

Sunshine

Covered in white, she deeply stare and talk to the sun.
The morning dew drops right on her pink blush cheeks.
The cold of morning wind blows her hair so softly.
Beauty, beauty. Beauty of the sunshine make her stunts.
The warmth of the sunshine make her so comfy to sleep in it.
The sweet smiles of the sunshine makes her day full of joy after the gloomy night.
The magic words from the sunshine that shine on her and weep her night tears, makes her more miss and love the sunshine always.
Every single day it grows.
For the sunshine. The one and only.

Sunday, July 21, 2013

Pouring Rain

Yes, when I write this one the dark night sky was raining.
Quite heavy rain.
Sky, so black clear and every raindrops twinkling like crystal clear.
One by one its wet me from head to toe, inside and outside, cover and hide my silent tears.
I stare at the sky, watching raindrops dancing in the bling bling night stage.
Moon shines on them as the lights effect.
Wind blows on the trees as the music.
They dance so passionately.
The moves so beautiful, when I stare it deeper and deeper, that moves draw some patterns.
The patterns that I always like, see, miss and think.
They draw the face of yours, my lovely dovey.
Shine so bright, feel so warm, taste so sweet, looks lovely as usually.
I smile and start to close my eyes.
Keep that on my mind and heart.
I sleep with your warmth in the pouring rain.

Thursday, July 18, 2013

Hypnotize

That face draw of child suavity,
That face full of joy and beauty,
That face with white innocent and purity,
That face titivate sweetest smiles which right now in a thousand-hundred-mile away from this mighty city.

Miss it so,
kiss the chubby cheeks and smoothy lip of the sun, so passionately,
touch it gently
see it deeply.
feel it warmly.

Tonight,
I lay in my bed,
stare the midnight noir sky,
whisper the secret message to the stars,
deliver to the sun with the windy wind singing,
that magic spell which hypnotize us.

Monday, July 15, 2013

Ceritera Waktu

Udara pagi ini begitu dingin mencekam hingga rasanya tubuh ini hanya ingin terbalut rapi dalam selimut putih yang tebal ini.
Pelukannya begitu kurindu, terutama saat seperti ini.
Andai saja aku pergi ke tanah tetangga ini bersama dia, menghabiskan waktu liburan ini dengan manis bersamanya.
Sayangnya memang waktunya belum tepat, ia harus segera memenuhi kewajibannya dahulu.

Rindu, itulah yang begitu kental merasuk dalam diri.
Terjagakan oleh jarak dan waktu.
Ia begitu merindu, ia menyampaikannya dengan manis kepadaku. Memanja.
Akupun juga merasakan hal yang serupa dengannya, sejak awal ia harus berangkat, dan ku tak dapat melihat senyum manisnya untuk sementara waktu.
Aku menyukainya ketika ia berbicara dan mulai memanja.
Aku sangat suka itu.
Saling memuja dan mendamba.

Ketika seperti ini aku beruntung dapat sedikit melepas rindu melalui barang pemberiannya.
Yang kusuka adalah liontin ungu dan boneka darinya, dua benda yang begitu bermakna untukku.
Dulu ia membuatkanku sebuah gelang merah manis, sayangnya itu harus aku simpan saja karena terlalu rapuh.

Oh, ya pasti, malam ini aku semakin merindunya.
Apalagi ketika menanti pesan singkat darinya yang tak kunjung menghiasi telepon genggamku.
Dan melodi dari rekaman nyanyiannya selalu bersenandung mengayunkan diri, mengucap rindu dalam tiap katanya.
Waktulah yang menyimpan ceritera ini semua, dalam detik akhirnya akan memberi makna dan pelajaran untuk selanjutnya.

Sunday, July 7, 2013

Jiwa Juwita

Selamat pagi, sayang!
Salam dan kecup hangat dari Juwita kepada Jiwa begitu juga sebaliknya melalui sinar hangat sang mentari.
Percakapan sederhana memulai hari mereka.
Meski jauh Jiwa dan Juwita semua tk menghalangi niat dari mereka untuk tak berkata.
Juwita suka menanti Jiwa hingga petang. Entahlah menurut Juwita itu hal yang mengasyikan baginya.
Jiwa tidak pernah bisa diam, selalu ada saja yang menyibukkan dirinya, bermain maupun bekerja.
Hingga terkadang Jiwa perlu ditegaskan oleh Juwita agar tak lalai dengan dirinya.

---

Kali ini memang Jiwa sedang bertugas cukup jauh.
Beruntung Jiwa dan Juwita dapat terhubung menjalin kasih lewat pesan singkat yang disampaikan oleh desir angin lembut.
Memang butuh kesabaran juga yang cukup. Namun tak mengapa selama mereka dapat bersama.
Juwita kali ini tak menghiraukan pesan angin dari yang lain dimana ditujukan kepada Jiwa, meski Juwitapun mengerti.
Juwita dan Jiwa telah berjanji.
Juwita setia menanti, Jiwa utuh kembali.

---

Malam semakin larut Juwita masih menanti Jiwa sambil membaca buku.
Sayup-sayup angin menemaninya.
Hingga tengah malam angin membisikkan kata manis dari Jiwa.
Sayangku? panggil Jiwa dengan hangat kepada Juwita.
Juwita tersenyum dan membalasnya dengan lembut.
Mulailah Jiwa bercerita, seperti dongeng tengah malam, tiap hari selalu ada yang didongengkan oleh sang Jiwa yang dirasa Juwita sepadan dengan ia menemani dan menunggunya.
Burung hantu mulai berdentang menandakan sudah waktunya bagi mereka beristirahat.
Kecup sayang dari Jiwa untuk Juwita, dipeluknya dengan hangat sang Juwita melalui nyanyian malam.
Dimana Jiwa dan Juwita begitu meridu.

Thursday, July 4, 2013

Rekaman Manis

Waktu menunjukkan pukul 03.35 saat itu, baru terhitung setengah jam dan Jelita tiba-tiba terbangun dari tidur yang tak cukup nyaman itu. Entah, ia merasa belakangan ini tak bisa tidur lelap seperti biasanya.

Dingin, ketika itu udaranya begitu dingin karena basuhan air hujan.
Setengah tersadar, matanya masih terpejam memaksa melelapkan diri.

Rekaman nyanyian dari suara yang hangat itu masih terus berputar menemani dirinya sampai benar-benar terlelap dan menyambutnya hingga ia terbangun.
Rekaman nyanyian yang mengenakan namanya dalam lirik. Terdengar seperti selalu memanggilnya dengan mesra.

Ya, ia selalu memutarnya dikala titik-titik roman rindu menghujaninya.
Ketika ia harus terlelap dalam hening sendiri karena suatu hal.
Ketika ia harus sendiri tak dapat mendengar detak nafas dan gemerisik keluhan manis sang penyanyi ketika terpejam.
Ketika ia merasa tak lena untuk beristirahat dan akan diputarnya terus menerus.
Ketika ia tersenyum merekah dalam hatinya.
Pasti, apapun itu, selalu dilakukannya, ketika ia akan memulai dan menutup harinya.

Ya, itu adalah suara yang manis.
Manis dan hangat, cukup menenangkan.
Manis, suara sang penyair dan penyanyi yang manis.

Wednesday, July 3, 2013

Dentang Pagi


Pagi ini aku tersenyum bahagia layaknya matahari yang hangat menyinariku saat ini.
Dalam benakku terbayang sudah raut wajahnya yang manis memikat, kasihnya yang hangat terucap dari mulut yang berhiaskan gingsul, dekapnya yang menenangkan.
"Uuh.. Pagi.." ucapnya dengan manja menyapa diriku. Begitu lucu dan lembut ia berucap.
Ku kenakan kaos merah bola pemberian darinya, terlihat manis dipakai.
Dia tampak tampan dengan kemeja biru navy, bercelana abu yang sangat muda dan bersepatu suede senada dengan kemejanya.
Dia menghampiriku, melempar senyum manisnya, lalu menciumku memanja.
Seharian aku dan dia membuat cerita yang indah, selama perjalanan tak hentinya aku tersenyum dan dia tak hentinya memandangi dan memanjakanku.
Tak sempat sedikitpun aku terpikirkan akan waktu esok, dimana ia akan memulai untuk 'berpetualang'.
Cukup jauh. Ya, tak dapat dipungkiri aku cukup khawatir, namun tak mengapa.
Aku tahu ia akan kembali, menepati janjinya setelah dua bulan ia bertualang.

---

Malam itu dingin sekali, aku terus memandangi angka pada jam.
Rasa rindu yang ada bukannya terobati, justru semakin menjadi-jadi.
Sejak lama sudah tertahan, aku ingin kuat dan hanya tersenyum di depannya.
Namun sungguh malam itu dalam genggam imajinya aku menitikkan air mata.
Tidak terisak-isak, tidak tersedu-sedu, juga tidak meraung-raung.
Semuanya mengalir begitu tenang dan halus, meski begitu ia tetap mengetahuinya.
Ditenangkannya diriku dan di lelapkan diriku, ucapan salam tidur dan ciuman sebelum terlelap darinya menemaniku dengan hangat.

---

Dentang pagi merdu bernyanyi menyelimuti seisi jelita petang.
Sang mawar merekah manis menanti dengan rona merahnya.
Sang serigala penjaganya yang sedang bertualang memenuhi janji.
Sang mawar hanya selalu berharap untuk ia kembali dengan utuh dan memberi kehangatannya setelah ia menepati.




Sayangku, selamat berekpedisi dan berhati-hatilah,
disini ku selalu merindu dan berdoa melalui bintang.
Ukirlah dengan nyata dan usaha penuh, berikan arti untukmu dan mereka.
Tak luput tetaplah terjaga selagi berusaha, kembali seluruh dirimu.
Maka sayang, kau akan kembali dengan senyum bahagia dan bangga.
Dan aku akan menyambutmu dengan senyum termanis yang bangga. :)