BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Tuesday, May 7, 2013

Potrait

Kau lihat malam ini begitu indah bukan?

Ku ingin bercerita kepadamu tentang potrait.

Aku duduk dibawah sinar rembulan, menikmati secangkir teh hangat sembari membaca buku tebal itu.
Kubuka lembar demi lembar, satu per satu, dan seketika tangan ini berhenti pada lembar terakhir bab pertama.
Pandangan mata berubah.
Tangan yang berhenti sesaat, lalu bergerak kembali meraih buku kecil yang tergeletak di samping persis cangkir teh itu.
Entah mengapa tiba-tiba konsentrasi berubah menuju ke buku kecil itu.
Kubuka buku kecil merah itu, kubuka lembaran yang dibatasi oleh tali pembatas.
Terlihat secarik kertas berwarna merah jambu, diikat oleh pita kecil berwarna ungu dan pink.
Di dalamnya tertulis kata-kata yang selalu membuatku tersenyum ketika ku membacanya, ditulis oleh tangan indahnya, diukir dengan hurufnya yang tipis namun pasti.
Di samping kertas itu terdapat selembar wajahnya terbingkai manis dalam potrait.
Lima, sepuluh, lima belas menit, entah hingga berapa lama ku memandangi.
Senyum, senyum merekah di bibir. Sayang, di ikuti dengan hujan yang turun membasahi pipi yang merona.
Sesak. Sesak rasanya, tak dapat ku menghirup sedikitpun udara malam ini. Kenapa? Kenapa tiba-tiba ku merasa sesak? Apa mungkin karena kondisi dunia maya yang sedari tadi juga kuperhatikan? Tak tahu.
Dering pesan singkat masuk memecah lamunanku, kubuka, kubaca.
Oh.. ternyata ia, dalam potrait. Mengingatkan untuk bersantap malam. Terpaku selama tiga detik dan kututup.
Terimakasih, namun maaf aku tak dapat memenuhinya, untuk malam ini saja.
Saat ini aku tak dapat merasakan apapun, hanya rasa lelah yang menyelimuti.
Lelah. Cukup lelah untuk hari ini. Dari kelas yang cukup melelahkan, bermain-main bersama hujan hanya untuk bisa pulang, berhadapan dengan hal yang tak diduga, berteman dengan alasan dan kepalsuan, menjaga diri agar tetap sadar dalam dunia nyata.
Tak kuduga, ya, sungguh tak kuduga. Ternyata.
Kutenggak habis teh itu, langsung kurebahkan tubuh ini dan berbalut dengan selimut putih tebal, tak lupa kaos putih melingkar di leher. Sepertinya aku akan tertidur lelap dan terbang bersama mimpi, meski hanya secangkir teh yang mengisi.
Maaf sayangku, hari ini aku begitu lelah, ingin ku berbagi namun keadaan melarang.
Malam ini ku hanya ingin tertidur dan bermimpi akan potraitmu, membiarkan angin malam menyapu semua rasa lelah dan murka.
Maaf sayangku, malam ini tak ada lagi senandung pengantar tidur.
Tapi aku ada jika kau tak dapat berkawan dengan malam, memanggil namaku dalam desir angin yang lembut membuai sukma, dimana, mungkin dapat membuatku tersadar untuk menemani.
Jika tidak, biarlah angin-angin itu membuaiku menuju peristirahatan.
Untuk esok ku berdoa, selalu, agar matahari membangunkanku, senyum merekah tanpa tetes hujan ketika melihat potraitmu yang nyata.

Potrait itu selalu tersimpan indah dalam buku kecilnya
dan juga memori dalam dirinya.
Potrait terindah yang takkan terlupa.

0 comments: