BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Monday, April 29, 2013

Ceritera Dongeng

Aku begitu menyukai dongeng.
Membuatku dapat berimajinasi secara bebas.
Dari kecil aku begitu menyukai ceritera dongeng Puteri Salju. Hingga tiap malam aku selalu membaca buku dongeng itu berulang-ulang.
Akupun selalu berimajinasi menjadi gadis cantik rupawan seperti ia, pintar seperti ia, baik hati seperti ia. Dikelilingi oleh kurcaci-kurcaci yang memiliki sifat berbeda-beda namun dapat saling menerima.
Ya, aku lebih menyukai dongeng sederhana seperti itu daripada fantasi berlebihan seperti Barbie.

Saat ini aku beranjak dewasa, ya tetap saja aku menyukai dongeng daripada ceritera lainnya.
Aku memiliki satu pendongeng yang hebat menurutku, aku adalah pendengar dan pembaca setianya. Aku begitu menyukainya. Begitu bijak. Ya walau terkadang sang pendongeng ini tersesat dalam ceritanya sendiri.
Namun aku akui ia adalah pendongeng yang bagus, dari cara ia menyampaikannya. Sampai-sampai saja aku membayangkan dan berharap pada bintang jatuh ia akan menjadi pendongengku tiap malam dan juga pendampingku selamanya. :)

Baru saja aku mendapatkan dua buah dongeng yang begitu indah dari dua pendongeng yang berbeda.
Pastinya mereka membawakan tema yang berbeda pula.
Satu membawakan dongeng bertema fantasi, tentang sebuah makhluk seperti monster namun bukan monster yang begitu baik dan menawan. Ceritanya membuat teringat masa kecil.
Satu lagi membawakan dongeng bertema petualangan, tentang pengembara yang bertemu dengan bintang ajaib, dan ceritanya membuat tertantang.

Aku membaca kedua dongeng tersebut dengan seksama.
Meski jelas berbeda namun ada satu hal yang menarik yang membuat cerita ini serupa.
Sungguh. Aku tak menyangka.

Setelah selesai membaca dongeng seperti yang telah aku katakan, aku akan berimajinasi dengan dongeng tersebut.
Terbang dengan fantasi yang ada, tersenyum, tertawa, seperti anak kecil yang diberi hadiah gula-gula kapas.
Namun kali ini aku hanya menutup dua dongeng tersebut dengan senyuman hangat dan manisku setelah kutenggak habis teh bunga mawar hangatku.

Hmm... Kembali ku tersenyum.
Bukan, bukan tanda ku tak menyukainya, bukan juga tanda ku menyukainya, dan bukan juga ku tak menghargai karyanya.
Aku menghargai karya mereka dengan memberi senyuman terbaikku, belum tentu aku dapat membuat cerita indah nan manis seperti mereka.

Namun ku hanya tak ingin berimajinasi dengan dua dongeng tersebut.
Aku akan berimajinasi dengan dongengku sendiri yang telah cukup lama kutulis.
Salah satunya mirip seperti cerita Jasmine dan Aladdin, dimana akhirnya terbang bersama melihat dunia.
Aku berimajinasi dengan dongeng dari pendongeng yang kusuka, pendongenku yang bijak.

0 comments: