Tidak!
Dan jiwanyapun berteriak memberontak.
Ia berada di sudut ruangan, meringkuk kesakitan.
Nafasnya tersengal-sengal karena dadanya begitu sesak menyiksa.
"Sekarang apa? Bagaimana? Aku harus bagaimana!
Katakan apa yang harus aku lakukan!"
Ucapnya terbata-bata.
"Katakan! Aku tak tau.. Aku terlalu buta dan bisu! Aku lumpuh! Tolong diriku, aku tak mengemis kasihan, aku hanya meminta tolong padamu. Aku tersesat. Genggam tanganku, tuntun aku ke cahaya itu bersamamu. Selalu bersamamu.
Aku begitu mencintaimu, mencintaimu dengan sepenuh hatiku!"
Ungkapnya.
Tak mengerti apa yang dikatakannya, ia seakan-akan seperti seorang pemabuk yang meracau.
Mata merah dan bengkak, muka pucat, bibir manis kecilnya terluka, tangan kecilnya tergores pecahan kaca dari cermin yang ia tumbuk.
Lalu ia terlelap, lelah terpejam bersama teriakan hatinya yang penuh dengan gelisah, cemburu, dan amarah.
Itulah dia, gadis kecil manis yang terselimuti oleh bayang malam yang mencekik.
Thursday, April 11, 2013
Bayang Malam
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment