Selamat pagi, sayang!
Salam dan kecup hangat dari Juwita kepada Jiwa begitu juga sebaliknya melalui sinar hangat sang mentari.
Percakapan sederhana memulai hari mereka.
Meski jauh Jiwa dan Juwita semua tk menghalangi niat dari mereka untuk tak berkata.
Juwita suka menanti Jiwa hingga petang. Entahlah menurut Juwita itu hal yang mengasyikan baginya.
Jiwa tidak pernah bisa diam, selalu ada saja yang menyibukkan dirinya, bermain maupun bekerja.
Hingga terkadang Jiwa perlu ditegaskan oleh Juwita agar tak lalai dengan dirinya.
---
Kali ini memang Jiwa sedang bertugas cukup jauh.
Beruntung Jiwa dan Juwita dapat terhubung menjalin kasih lewat pesan singkat yang disampaikan oleh desir angin lembut.
Memang butuh kesabaran juga yang cukup. Namun tak mengapa selama mereka dapat bersama.
Juwita kali ini tak menghiraukan pesan angin dari yang lain dimana ditujukan kepada Jiwa, meski Juwitapun mengerti.
Juwita dan Jiwa telah berjanji.
Juwita setia menanti, Jiwa utuh kembali.
---
Malam semakin larut Juwita masih menanti Jiwa sambil membaca buku.
Sayup-sayup angin menemaninya.
Hingga tengah malam angin membisikkan kata manis dari Jiwa.
Sayangku? panggil Jiwa dengan hangat kepada Juwita.
Juwita tersenyum dan membalasnya dengan lembut.
Mulailah Jiwa bercerita, seperti dongeng tengah malam, tiap hari selalu ada yang didongengkan oleh sang Jiwa yang dirasa Juwita sepadan dengan ia menemani dan menunggunya.
Burung hantu mulai berdentang menandakan sudah waktunya bagi mereka beristirahat.
Kecup sayang dari Jiwa untuk Juwita, dipeluknya dengan hangat sang Juwita melalui nyanyian malam.
Dimana Jiwa dan Juwita begitu meridu.
Sunday, July 7, 2013
Jiwa Juwita
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment