Telah kupejamkan mata, memeluk dirimu dalam imaji, namun aku belum terlelap.
Seperti biasa, kembali, terdengar jelas di telingaku.
Suara hembusan nafasmu yang dalam dan hangat.
Sekali, dua kali dengkuran terdengar jelas, tanda dirimu sudah terlelap.
Begitu cepat kau terlelap. Bagaimana tidak, kau cukup lelah setelah seharian berkegiatan dengan giat dan padat.
Dengkuran itu juga menandakan kau begitu lelah, karena biasanya kau terlelap tanpa dengkuran seperti itu.
Akupun hanya tersenyum, namun sesekali akupun tertawa lirih mendengarnya.
Entahlah, aku begitu menyukai ketika mengetahui kau terlelap dengan nyaman ketika ku berceloteh.
Rindu memang, bercerita denganmu di malam hari seperti biasanya.
Namun saat ini ku tahu kau harus banyak beristirahat.
Pagi betul kau sudah terbangun, mengucap salam padaku, saling bercengkrama melalui pesan singkat hingga menjelang siang hari sebelum kau menghilang secara tiba-tiba seperti angin sejuk yang bertiup lembut di pipiku.
Malam, begitu larut malam kau kembali, lelah sudah sayangku ini.
Ya, kau sudah begitu lelah, hingga ku tak tega untuk sekedar memanja padamu, walau sebenarnya ku begitu ingin.
Tapi kesehatanmulah yang utama.
Ku tak ingin kau kembali jatuh sakit, kau berada jauh di tanah orang, ku tak dapat menjangkaunya.
Dan itulah yang paling membuatku risau.
Sesekali kau mengigau, seperti anak kecil yang mengeluh, hingga kau memanggil namaku lalu kau terbangun kaget.
Kutenangkan dirimu dengan desisan lembut dari bibirku.
Dan kau kembali tertidur mendekapku.
Begitu manis kau tertidur.
Meski terlelap, terbang terbawa mimpi, kau tetap memeluk erat tubuhku untuk menjagaku dalam hangat ragamu.
Sunday, August 11, 2013
Terlelap
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment